1. Burung Merak
2. Kuskus
3. Kijang
4. Elang Jawa
5. Bangau Hitam
6. Alap Alap
7. Anoa
8. Burung Gosong
Gosong Maluku yang dalam nama ilmiahnya Eulipoa wallacei adalah sejenis burung gosong berukuran kecil, dengan panjang sekitar 31cm, dan merupakan satu-satunya spesies di dalam genus tunggal Eulipoa.
Burung Gosong Maluku memiliki bulu berwarna coklat zaitun, kulit sekitar muka berwarna merah muda, iris mata coklat, tungkai kaki gelap, paruh kuning keabu-abuan, bulu sisi bawah abu-abu biru gelap dan tungging berwarna putih. Di punggungnya terdapat motif berbentuk palang dan penutup sayap yang berwarna merah gelap berujung abu-abu.
Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan perbukitan dan hutan pegunungan di kepulauan Maluku dan pulau Misool di Papua Barat. Gosong Maluku adalah satu-satunya burung gosong yang diketahui bertelur pada malam hari. Sarang burung Gosong Maluku biasanya terdapat di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, keamanan yang tidak stabil di Maluku yang menghambat usaha perlindungan spesies serta populasi yang terus menyusut dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Gosong Maluku dievaluasikan sebagai rentan di dalam.
Merak Biru atau Merak India, yang
dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah satu burung dari tiga
spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap
mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat
mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau
metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas.
Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya
tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan
tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti betina.
Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti Merak betina.
Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti Merak betina.
2. Kuskus
Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops
ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi.
Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia),
dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian
perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54
cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil,
yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu
berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi
Utara berada dalam bahaya karena populasinya sudah terlampau
kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan
kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per
km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun
1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur
transek. Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah.
3. Kijang
Kijang atau muncak adalah kerabat rusa
yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama
dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun
yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Prancis dan
Jerman.Jantannya memiliki tanduk pendek yang dapat tumbuh bila
patah.Hewan ini sekarang menarik perhatian penelitian evolusi molekular
karena memiliki variasi jumlah kromosom yang dramatis dan ditemukannya
beberapa jenis baru (terutama di Indocina).
4. Elang Jawa
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah
burung nasional Indonesia karena kemiripannya dengan Garuda dan juga
merupakan simbol jenis satwa langka di Indonesia. Elang Jawa hanya
terdapat di Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di hutan-hutan.
Sebagai predator puncak, Elang Jawa memainkan peran yang penting dalam
menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa
merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia.
Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa
dimasukan dalam kategori Endangered atau “Genting”.
5. Bangau Hitam
Masuk dalam suku ciconiidae, bangau
tongtong berhabitat asli di Asia, khususnya wilayah India, Indo Cina dan
Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Mereka menyebar ke Afrika,
Myanmar, Hong Kong dan Filipina. Burung berkaki kuat ini senang hidup
di daerah rawa, sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang
juga di daerah tanah kering dan berlumpur.
Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon.
Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah.
Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon.
Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah.
6. Alap Alap
Burung ini termasuk carnivora atau
pemakan daging. Salah satu jenis dari alap-alap ini yang populer adalah
alap-alap capung. Dia dikenal karena tubuhnya yang kecil. Burung
alap-alap capung berparuh kecil, berdarah panas, dan seperti burung pada
umumnya, dia membiak dengan cara bertelur.
Dikenal sebagai burung karnivora terkecil di dunia, alap-alap capung dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara dengan ukuran rata-rata sepanjang 15 cm dengan berat badan 35 gram.
Dikenal sebagai burung karnivora terkecil di dunia, alap-alap capung dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara dengan ukuran rata-rata sepanjang 15 cm dengan berat badan 35 gram.
7. Anoa
Anoa (Bubalus spp). Anoa disebut juga
sapi hutan atau kerbau kerdil. Anoa merupakan satwa terbesar daratan
Sulawesi. Terdapat dua jenis Anoa di Sulawesi, yaitu Bubalus
depressicornis (Anoa dataran rendah) dan Bubalus quarlesi (Anoa dataran
tinggi). Makanan Anoa berupa buah-buahan, tuna daun, rumput, pakis, dan
lumut. Anoa bersifat soliter, walaupun pernah ditemui dalam kelompok.
Seperti umumnya sapi liar, Anoa dikenal agresif dan perilakuknya sulit
diramalkan. Karena hanya makan tunas pohon dan buah-buahan yang tidak
banyak mengandung natrium, maka Anoa harus melengkapi makanannya dengan
mencari natrium ditempat bergaram. Pada saat ini, populasi Anoa merosot
tajam. Di cagar alam Tangkoko Dua Saudara Bitung Sulawesi Utar, jumlah
Anoa menurun 90% selama 15 tahun dan jenis ini sudah mengalami
kepunahan setempat.
8. Burung Gosong
Gosong Maluku yang dalam nama ilmiahnya Eulipoa wallacei adalah sejenis burung gosong berukuran kecil, dengan panjang sekitar 31cm, dan merupakan satu-satunya spesies di dalam genus tunggal Eulipoa.
Burung Gosong Maluku memiliki bulu berwarna coklat zaitun, kulit sekitar muka berwarna merah muda, iris mata coklat, tungkai kaki gelap, paruh kuning keabu-abuan, bulu sisi bawah abu-abu biru gelap dan tungging berwarna putih. Di punggungnya terdapat motif berbentuk palang dan penutup sayap yang berwarna merah gelap berujung abu-abu.
Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan perbukitan dan hutan pegunungan di kepulauan Maluku dan pulau Misool di Papua Barat. Gosong Maluku adalah satu-satunya burung gosong yang diketahui bertelur pada malam hari. Sarang burung Gosong Maluku biasanya terdapat di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, keamanan yang tidak stabil di Maluku yang menghambat usaha perlindungan spesies serta populasi yang terus menyusut dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Gosong Maluku dievaluasikan sebagai rentan di dalam.
Komentar
Posting Komentar